Cerita Giab - Misteri Efek Negatif Punya Benda Pusaka
Cerita Gaib - Kisah misteri nyata mempunyai benda mistik seperti keris, jimat, tombak dan sebagainya yang termasuk benda pusaka mistik bisa mempunyai efek negatif salah satunya akan menghambat proses kematian ajal, walau pun tidak dipungkiri lagi bahwa kematian tersebut sudah ditentukan oleh Allah SWT, berikut ini ialah kisah misteri nyata seorang yang susah meninggal sebab menyimpan benda mistik pusaka.
Tubuhnya kurus, orang Jawa bilang tinggal (lung-lit) "balung/tulang dan kulit", punggungnya mulai tumbuh borok sebab terbaring lama seperti mayat hidup saja, entah mengapa, Tuhan masih belum memanggilnya dengan kondisi seperti itu.
Tubuhnya kurus, orang Jawa bilang tinggal (lung-lit) "balung/tulang dan kulit", punggungnya mulai tumbuh borok sebab terbaring lama seperti mayat hidup saja, entah mengapa, Tuhan masih belum memanggilnya dengan kondisi seperti itu.
Dari pembicaraan mas Tarjo dengan Rico, penulis tahu yang dibahasnya, "kondisi Eyang Wiryo Menol amat mengenaskan, mengapa ya, om, Tuhan masih belum berkesan memanggilnya?" tanya Rico.
Mas Tarjo merenung sejenak, terus berkata, "kakek kamu mempunyai cekelan, mungkin itu yang menghambat kematiannya."
"Cekelan apa itu om?" tanya Rico, dalam bahasa Jawa, cekelan artinya pegangan ilmu, pusaka atau piranti mistik.
"Bisa berupa pusaka, bisa juga berupa ilmu atau susuk ditubuhnya, coba kamu cari dirumahnya," jawab mas Tarjo.
Rico pamit pulang sambil mencari kemungkinan kakeknya yang bernama Eyang Wiryo Menol menyimpan pusaka, kemudian mas Tarjo berbincang-bincang dengan tamu dari Magelang yang ingin curhat tentang masalah kehidupan, mungkin garis hidup mas Tarjo yang kerap didatangi orang-orang yang dirundung masalah kehidupan, sebagai isteri, penulis memahami anugerah yang diberikan Gusti Allah kepada suaminya, serta di selalu menekankan bahwa menolong sesama yang membutuhkan harus dengan keikhlas, tanpa pamrih, tentu butuh waktu bertahun-tahun memahami prinsip hidup sederhana suami, cuma kasih saya yang akhirnya membukakan pintu pengertian.
Senin Legi, 16 Februari 2015, rico datang lagi bersama kakak sepupunya, Anto, mereka membawa tombak dengan landeyan "stik" sepanjang 1 meter, sedangkan satunya sebilah keris kecil "cundrik" dibungkus kain hitam gosong bekas terbakar, pusaka seperti itu disebut Keris Nyai Sombro, mas Tarjo menjelaskan Nyai Sombro ialah nama wanita cantik dari kerajaan Pajajaran, serta keluarga Mpu "pembuat tosan aji" sekira abad 10 M, keris-keris buatan Mpuni Sombro dikenal mempunyai kekuatan gaib untuk membantu wanita agar mudah melahirkan, pengobatan, pengasihan, menghidarkan hama penyakit, keselamatan dan ketenteraman.
Bentuk dapur buatannya sederhana dengan ciri khas seperti dipejet tangan dan bagian besinya dipelintir dan ada lubangnya, bentuk bilahnya tidak panjang, 95 persen kerisnya lurus, jika ada yang luk biasanya keris khusus yang powernya pun amat luar biasa, beberapa kerisnya bergonjo iras "terusan", meski sederhana, namun besi pinilih dan tampak berwibawa.
Nyai Sombro terkenal di Pajajaran, saat Pajajaan mengalami kemunduran, Nyai Sombro pindah ke Brang Wetan, Tuban, yang saat itu menjadi pelabuhan besar di Pulau Jawa, nama asli beliau di Pajajaran ialah Mpuni Anjani, konon, saat membuat pusaka, Nyai Sombro tidak seperti Mpu pada umumnya yang menempa pusaka di besalen perapian dengan palu atau godam.
Nyai Sombro biasa membawa bahan besi ditengah lautan dan hanya ditangan saja, sehingga setiap hasil buatannya seperti ada pejetan ibu jari kalau membuatnya di daratan, Nyi Sombro kerap duduk di galengan "pematang sawah", cuma dengan pahanya yang dijadikan landasan untuk memejet pusaka, tanpa perapian, baginya besi seperti tanah liat basah.
Satunya lagi berupa luk 7 berdapur Sladang hasto, tangguh Mataram Senopaten, karya Mpu Ki Nom atau Supo Anom, beliau putra Mpu Supo Mandrangi yang berarti cucu dari Mpu Supo Sepuh, Tombak buatan Mataram Senopaten biasannya berkarakter keras dan wibawa, karena pada sedang giat ekspansi wilayah, sesudah keruntuhan Kerajaan Pajang.
Aura pusaka itu pun berkarakter seperti saat kerajaan itu berlangsung mengitari roda zaman, sehingga pusaka seperti ini amat bagus dipergunakan bagi aparat negara agar terkesan berwibawa dan tegas, demikian penjelasan dari mas Tarjo kepada kedua tamunya.
"Mengapa sebilah pusaka bisa menghambat kematian pemiliknya, om?" tanya Anto.
"Tentu bisa kalau kita salah menempatkan karya leluhur ini tidak sebagaimana mestinya," jawab mas Tarjo.
Mas Tarjo mengungkapkan dalam sebilah pusaka tersebut ada beberapa faktor pendukung kekuatan mistis yang terkandung di dalamnya, antara lain :
Maka akan diulangi lagi proses pembuatan dari awal, daya saran ini kebanyak untuk tujuan mulia, akan tetapi Mpu juga manusia, tidak lepas dari rasa iri dengki, daya saran yang diberikan kadang untuk menghancurkan orang yang dibenci.
Semisal dibuat pusaka dengan penampilan yang amat bagus, akan tetapi daya saran yang dimasukan hitam dan buruk, akibatnya orang yang merawat pusaka tersebut bakal mengalami musibah beruntun, pusaka seperti ini pun dimasa mendatang akan tetap membawa sial, dan seyogyanya dilabuh.
Menurut mas Tarjo, apa yang terjadi dengan Eyang Wiryo Menol, kalau ditilik dari bilah pusaka yang gosong terbakar tersebut menandakan kalau pusaka tersebut dibakari kemenyan dan sesajian lainnya, sehingga poin ketiga itu yang terjadi, banyak makhluk halus yang mengitari bilah pusaka, sebab penyatuan yang terjadi sudah berlangsung sekian tahun, persenyawaan ini sebagai semacam tri tunggal, antara aura pemilik aura murni pusaka dan aura makhluk halus, penyatuan seperti ini yang diuntungkan ialah makhluk halus yang berperan sebagai parasit yang menghisap energi aura murni pusaka dan aura manusia "pemilik" yang salah memperlakukan pusaka itu, sehingga pihak ketiga "makhluk gaib" yang diuntungkan.
Perkiraan mas Tarjo sepertinya benar, jika Eyang Wiryo Menol yang masih bertahan hidup sebab peran faktor X yang berasal dari makhluk yang mager sari dibilah pusaka tersebut.
Secara kebetulan, antara pukul 16.00 hingga 17.30 sore di Surokarto, ada kejadian mengejutkan, tiba-tiba hujan disertai es dan angin puting beliung yang keras, banyak pohon tumbang, ketika kejadian itu mas Tarjo berkata, "sepertinya kejadian alam ini ada sesuatu yang menumoangi, gaib pusaka tersebut menjauh dari Eyang Wiryo Menol serta mulai menyusul dibilah pusaka yang dititipkan dirumah kita."
Selanjutnya mas Tarjo bersedia membantu jalan yang paling bagus untuk Eyang Wiryo Menol sebab kondisi menyedihkan itu.
Mas Tarjo merenung sejenak, terus berkata, "kakek kamu mempunyai cekelan, mungkin itu yang menghambat kematiannya."
"Cekelan apa itu om?" tanya Rico, dalam bahasa Jawa, cekelan artinya pegangan ilmu, pusaka atau piranti mistik.
"Bisa berupa pusaka, bisa juga berupa ilmu atau susuk ditubuhnya, coba kamu cari dirumahnya," jawab mas Tarjo.
Bentuk dapur buatannya sederhana dengan ciri khas seperti dipejet tangan dan bagian besinya dipelintir dan ada lubangnya, bentuk bilahnya tidak panjang, 95 persen kerisnya lurus, jika ada yang luk biasanya keris khusus yang powernya pun amat luar biasa, beberapa kerisnya bergonjo iras "terusan", meski sederhana, namun besi pinilih dan tampak berwibawa.
Nyai Sombro terkenal di Pajajaran, saat Pajajaan mengalami kemunduran, Nyai Sombro pindah ke Brang Wetan, Tuban, yang saat itu menjadi pelabuhan besar di Pulau Jawa, nama asli beliau di Pajajaran ialah Mpuni Anjani, konon, saat membuat pusaka, Nyai Sombro tidak seperti Mpu pada umumnya yang menempa pusaka di besalen perapian dengan palu atau godam.
Nyai Sombro biasa membawa bahan besi ditengah lautan dan hanya ditangan saja, sehingga setiap hasil buatannya seperti ada pejetan ibu jari kalau membuatnya di daratan, Nyi Sombro kerap duduk di galengan "pematang sawah", cuma dengan pahanya yang dijadikan landasan untuk memejet pusaka, tanpa perapian, baginya besi seperti tanah liat basah.
Satunya lagi berupa luk 7 berdapur Sladang hasto, tangguh Mataram Senopaten, karya Mpu Ki Nom atau Supo Anom, beliau putra Mpu Supo Mandrangi yang berarti cucu dari Mpu Supo Sepuh, Tombak buatan Mataram Senopaten biasannya berkarakter keras dan wibawa, karena pada sedang giat ekspansi wilayah, sesudah keruntuhan Kerajaan Pajang.
Aura pusaka itu pun berkarakter seperti saat kerajaan itu berlangsung mengitari roda zaman, sehingga pusaka seperti ini amat bagus dipergunakan bagi aparat negara agar terkesan berwibawa dan tegas, demikian penjelasan dari mas Tarjo kepada kedua tamunya.
"Mengapa sebilah pusaka bisa menghambat kematian pemiliknya, om?" tanya Anto.
"Tentu bisa kalau kita salah menempatkan karya leluhur ini tidak sebagaimana mestinya," jawab mas Tarjo.
Mas Tarjo mengungkapkan dalam sebilah pusaka tersebut ada beberapa faktor pendukung kekuatan mistis yang terkandung di dalamnya, antara lain :
1). Aura murni pusaka, terdiri dari susunan besi yang dipilih oleh Mpu untuk ditempa dijadikan sebilah tosan aji, dari berbagai besi, kadang menggunakan titanium atau meteor untuk pamornya akan memengaruhi karakter pusaha, Aura pusaka ini keras untuk lunak, wibawa atau pengasih, tergantung dari besi yang dipilih oleh Mpu, Aura murni pusaka ini tidak bakal hilang kalau bendanya yang masih ada.
2). Daya saran dan doa, ialah ketika Mpu menempa pusaka, dia harus menyucikan jiwa dan raganya dengan laku tirakat, terus dia memasukan daya saran di dalam bilah, daya saran seperti hipnotis yang dilakukan dengan tirakat dan menempati bilah dengan jangka amat lama, disebut daya post hipnotis, daya ini jika bilah pusaka dicabut kadang keluar api, angin, hewan-hewan mitologi dll, akan tetapi kalau saat penempaan pusaka tergoyanghkan doa dan saran gaibnya, maka dianggap tosan aji tersebut gagal produk.
Semisal dibuat pusaka dengan penampilan yang amat bagus, akan tetapi daya saran yang dimasukan hitam dan buruk, akibatnya orang yang merawat pusaka tersebut bakal mengalami musibah beruntun, pusaka seperti ini pun dimasa mendatang akan tetap membawa sial, dan seyogyanya dilabuh.
3). Aura makhluk halus, orang zaman dahulu kerap membuat sesaji pusaka dengan berbagai macam hidangan dan aneka wewangian berupa kemenyan, hio, bahkan candu, hidangan dan aroma ini mengudang makhluk halus yang biasanya jin dan sukma nglemboro, bakal mendekat dan ikut menikmati sesaji itu, dan lama-kelamaan mereka akan kerasaan dan menetap di lokasi tersebut, mereka kerap diistirahatkan Mager Sari, kehadiran mereka dapat menambah daya sakti pusaka, akan tetapi juga bisa membelokan orang-orang yang tidak paham tentang esoteris pusaka, seperti misalnya setiap Jumat dikasih sesaji, tiba-tiba pemilik pusaka lupa menyajikan, terus malam hari dia mimpi atau ditemui sosok gaib yang meminta kepana tidak diberikan sesaji yang kadang disertai ancaman, ini peran jin yang sebenaranya bukan aura murni pusaka.
Kisah Mistis Jin Penunggu Benda Pusaka Mengganggu Kematian
Menurut mas Tarjo, apa yang terjadi dengan Eyang Wiryo Menol, kalau ditilik dari bilah pusaka yang gosong terbakar tersebut menandakan kalau pusaka tersebut dibakari kemenyan dan sesajian lainnya, sehingga poin ketiga itu yang terjadi, banyak makhluk halus yang mengitari bilah pusaka, sebab penyatuan yang terjadi sudah berlangsung sekian tahun, persenyawaan ini sebagai semacam tri tunggal, antara aura pemilik aura murni pusaka dan aura makhluk halus, penyatuan seperti ini yang diuntungkan ialah makhluk halus yang berperan sebagai parasit yang menghisap energi aura murni pusaka dan aura manusia "pemilik" yang salah memperlakukan pusaka itu, sehingga pihak ketiga "makhluk gaib" yang diuntungkan.
Secara kebetulan, antara pukul 16.00 hingga 17.30 sore di Surokarto, ada kejadian mengejutkan, tiba-tiba hujan disertai es dan angin puting beliung yang keras, banyak pohon tumbang, ketika kejadian itu mas Tarjo berkata, "sepertinya kejadian alam ini ada sesuatu yang menumoangi, gaib pusaka tersebut menjauh dari Eyang Wiryo Menol serta mulai menyusul dibilah pusaka yang dititipkan dirumah kita."
Selanjutnya mas Tarjo bersedia membantu jalan yang paling bagus untuk Eyang Wiryo Menol sebab kondisi menyedihkan itu.
Syarat Mengatasi Kematian Yang Terhambat Jimat Benda Pusaka Ajal
Sementara itu, sekitar pukul 20.00 WIB, Rico dan Anto yang telah berada dirumahnya menelpon mas Tarjo mengabarkan kondisi Eyang, dan dugaan Anto, Eyang sudah "lelaku" proses mau meninggal dan kondisi tubuh amat dingin, akan tetapi tidak meninggal juga.
"Tolong kamu berdua cari selembar daun lompong wulung, bambu wulung dan bahan-bahan ini," perintah mas Tarjo menyebutkan bahan dimaksudnya.
Keesokan harinya, mereka mencari bahan itu, oleh mas tarjo, bahan-bahan tersebut dirajah Kolocokro.
"Kamu letakan bahan ini dibawah bantal Eyang Wiryo Menol, kalau sudah takdirnya akan segera dipanggil oleh Gusti Allah, akan tetapi jika belum saatnya beliau bakal sehat kembali," kata mas Tarjo, pukul 22.00 malam, kondisi tubuh Eyang Wiryo Menol justru hangat, hal ini membuat keluarganya bingung.
"Om, badan Eyang yang tadi dingin seperti es, sesudah dikasih syarat tersebut, mengapa sekrang jadi hangat," tanya Rico lewat telepon.
"Biasa, itu tanda kembalinya sukma Eyang kamu yang lama tersingkir oleh jin yang mager sari dipusakanya, kini sesudah diberikan syarat itu, jin-jin tersebut pergi dari tubuh Eyang kami, seiring dengan gejala alam hujan dan angin kencanng, jika memang saatnya kembali pada illahi, beliau pasti akan diambil oleh Yang Kuasa, bantulah doa," pesan mas Tarjo, sekiranya pukul 01.00 dini hari, Eyang Wiryo Menol, meninggal dunia, innalillahi wa inna'illaihi rojiun.
Demikian artikel dari Cerita Giab - Misteri Efek Negatif Punya Benda Pusaka, saya tutup sampai disini, dan juga silahkan di ikuti pada Cerita Gaib kami yang lainnya dan tentunya tidak kalah menarik untuk di ikuti.
Penutup artikel tentang Cerita Giab - Misteri Efek Negatif Punya Benda Pusaka, Semoga dapat bermanfaat dan menambah wawasan kita semua. Jangan lupa untuk bookmark dan bagikan ini ke sosial media jika anda menyukainya. Terimakasih
"Tolong kamu berdua cari selembar daun lompong wulung, bambu wulung dan bahan-bahan ini," perintah mas Tarjo menyebutkan bahan dimaksudnya.
Keesokan harinya, mereka mencari bahan itu, oleh mas tarjo, bahan-bahan tersebut dirajah Kolocokro.
"Kamu letakan bahan ini dibawah bantal Eyang Wiryo Menol, kalau sudah takdirnya akan segera dipanggil oleh Gusti Allah, akan tetapi jika belum saatnya beliau bakal sehat kembali," kata mas Tarjo, pukul 22.00 malam, kondisi tubuh Eyang Wiryo Menol justru hangat, hal ini membuat keluarganya bingung.
"Om, badan Eyang yang tadi dingin seperti es, sesudah dikasih syarat tersebut, mengapa sekrang jadi hangat," tanya Rico lewat telepon.
"Biasa, itu tanda kembalinya sukma Eyang kamu yang lama tersingkir oleh jin yang mager sari dipusakanya, kini sesudah diberikan syarat itu, jin-jin tersebut pergi dari tubuh Eyang kami, seiring dengan gejala alam hujan dan angin kencanng, jika memang saatnya kembali pada illahi, beliau pasti akan diambil oleh Yang Kuasa, bantulah doa," pesan mas Tarjo, sekiranya pukul 01.00 dini hari, Eyang Wiryo Menol, meninggal dunia, innalillahi wa inna'illaihi rojiun.
Demikian artikel dari Cerita Giab - Misteri Efek Negatif Punya Benda Pusaka, saya tutup sampai disini, dan juga silahkan di ikuti pada Cerita Gaib kami yang lainnya dan tentunya tidak kalah menarik untuk di ikuti.
Penutup artikel tentang Cerita Giab - Misteri Efek Negatif Punya Benda Pusaka, Semoga dapat bermanfaat dan menambah wawasan kita semua. Jangan lupa untuk bookmark dan bagikan ini ke sosial media jika anda menyukainya. Terimakasih
Tidak ada komentar:
Write komentar